Senin, 28 Maret 2016
Berlangganan

Benarkah Nabi Khidir dan Ilyas AS Masih Hidup? Simak Kisahnya di Sini

Baitalmaqdis - Kisah Nabi Khidir serta Nabi Ilyas yang
diberitakan tetap nasib sampai saatSekarang  tetap mengajak tak sedikit perdebatan baik dikalangan ulama maupun di kalangan masyarakat.

Kisah ini juga bisa dengan gampang kami jumpai di dunia maya, tak sedikit sekali postingan-postingan yang mengulas mengenai kisah-kisah tersebut. Ada juga yang mengisahkan bahwa Nabi Khidir serta Nabi Ilyas rutin berjumpa setiap tahunnya.

Sumber: Makintau.com

Nabi Khidir merupakan seorang nabi yang disebutkan di dalam Alquran, yaitu di dalam surat Al-Kahfi.

"Lalu mereka (Musa dan muridnya) berjumpa dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berbagi kepadanya rahmat dari segi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari segi Kami." [QS. Al-Kahfi ayat 65]

Nabi Khidir merupakan hamba yang dimaksud dalam ayat diatas. Nabi Khidir merupakan nabi yang mengajarkan mengenai ilmu dan kebijaksanaan terhadap Nabi Musa, pada saat itu Allah memerintahkan Nabi Musa untuk belajar terhadap Nabi Khidir,

"Musa mengatakan terhadap Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu agar kalian mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?" [QS. Al-Kahfi ayat 66]

Tetapi Nabi Khidir memberbagi syarat terhadap Nabi Musa, yaitu Nabi Musa tak boleh menanyakan apapun hingga Nabi Khidir membahas sendiri terhadap Musa. Kisah ini juga tertulis di dalam Alquran,

"Dia mengatakan: "Apabila kalian mengikutiku, maka janganlah kalian menanyakan kepadaku mengenai sesuatu apapun, hingga aku sendiri menerangkannya kepadamu". [QS. Al-Kahfi ayat 70]

Itulah berbagai penggal kisah Nabi Khidir dengan Nabi Musa AS, lain kali bakal dibahas di makintau.com. Kembali ke pertanyaan diatas mengenai benarkah Nabi Khidir tetap nasib hingga sekarang?

Mengutip dari website Konsultasi Syariah, Sebagian ulama dan tokoh sufi meyakini bahwa Khidr tetap nasib. Keyakinan ini membuka kesempatan khurafat besar-besaran. Berbagai orang sufi mengaku ketemu Khidr dan dirinya memberi tau berbagai pesan yang notabene


merubah aliran syariat.

Ada argumen mutlak untuk mengatakan bahwa pendapat Khidr tetap nasib jelas jauh dari kebenaran,

Pertama, apabila Nabi Khidr tetap nasib, telah sewajibnya beliau timbul di hadapan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, menjadi sahabat beliau dan menolong perjuangan beliau menyebarkan islam.Ad interim  tak kami jumpai ada keterangan dari pakar sejarah manapun bahwa ada sahabat Nabi senior yang bernama Nabi Khidr. Allah berfirman,

"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berbagi kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kalian bakal sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kalian mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu". [QS. Ali Imran ayat 81]

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga melaporkan, bahwa andaikan Musa tetap nasib, pasti beliau bakal mengikuti Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bersabda:

"Sesungguhnya, andaikan Musa tetap nasib di tengah-tengah kalian, tak halal bagi beliau tidak hanyaharus mengikutiku." [HR. HR. Ahmad, 14631]

Ibrahim Al-Harbi sempat bertanya terhadap Imam Ahmad, apakah Nabi Khidir dan Nabi Ilyas tetap nasib, keduanya tetap ada dan menonton kami dan kamiBisa memperoleh riwayat dari mereka berdua. Kemudian Imam Ahmad menjawab:

"Siapa yang menekuni persoalan ghaib (klenik), dirinya tak bakalBisa bersikap proporsional dalam persoalan ini. Tak ada yang membisikkan kabar ini kecuali setan."

Imam Bukhari juga sempat ditanya, apakah Nabi Khidir dan Ilyas tetap nasib? Beliau menjawab:

Bagaimana mungkin ituBisa terjadi, padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

"Tidak bakal tersisa seorang-pun di muka bumi ini pada seratus tahun yang bakal datang." [Majmu' Fatawa Syaikhul Islam, 4:337]

Sebagian ulama pakar tahqiq memberbagi keterangan yang agak panjang lebar untuk membantah argumen pendukung khurafat terkait Nabi Khidir. Di antaranya merupakan Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wan Nihayah (1:326), Muhammad Amin As-Syinqithi, dalam tafsir beliau Adwaul Bayan (4:184). Bahkan Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani membikin satu risalah khusus yang berjudul: Az-Zahr An-Nadhr fi Naba-i Al-Khidr, yang dicetak dalam kumpulan risalah mimbariyah (2:195).

Selain itu, Allah SWT juga menegaskan dalam firman-Nya,

"Kami tak menjadikan nasib kekal bagi seorang manusiapun sebelum kalian (Muhammad); maka apabilalau kalian mati, apakah mereka bakal kekal?" [QS. Al-Anbya ayat 34]

Jadi, apakah Nabi Khidir dan Nabi Ilyas tetap nasib hingga sekarang?. Allahu a'lam.

Sumber: Makintau.com