Rabu, 30 Maret 2016
Berlangganan

Kisah Seorang Yahudi yang Merindukan Rasulullah Saw



Hari Sabat, alias hari sabtu saat ini, adalah hari besar dimana para pengikuti aliran Nabi Musa AS (pada masa Nabi SAW dikenal sebagai kaum Yahudi) dilarang meperbuat aktivitas apapun kecuali untuk beribadah, berdzikir alias mendalami kitab Taurat.


Suatu ketika, seorang lelaki Yahudi yang tinggal di Syam mengisi hari sabatnya untuk mendalami kitab Taurat. Ia menemukan dalam Taurat tersebut ayat-ayat yang menyatakan mengenai sifat serta keadaan Nabi Muhammad SAW, nabi yang diramalkan bakal turun sebagai penutup para Nabi-nabi, setidak sedikit empat halaman. Ia segera memotong empat halaman Taurat tersebut serta membakarnya.

Saat itu terbukti Nabi SAW sudah diutus serta sudah tinggal di Madinah.Ad interim  itu, berbagai orang pemuka serta pendeta Yahudi meperbuat "indoktrinasi" terhadap jamaahnya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorangpendusta. Apabila ditemukan sifat serta cerita mengenai dirinya dalam Taurat, merekaharus memotong serta membakarnya sebab itu adalah ayat-ayat tambahan dalam Taurat yang tidak benar. Lelaki Yahudi dari Syam tersebut adalah satu anak buah jamaah sekte ini.

Pada hari sabtu berikutnya, ia juga mengisi harinya dengan meperbuat kajian terhadap Taurat, serta ia menemukan delapan halaman yang menyatakan mengenai keadaan serta sifat-sifat Nabi SAW. Semacam kejadian sebelumnya, ia memotong delapan halaman tersebut serta membakarnya.

Pada hari sabtu berikutnya lagi, ia tetap meperbuat kajian terhadap Taurat, serta hari ini ia menemukan faktor yang sama, bahkan ditambah dengan cerita mengenai berbagaiorang sahabat di kurang lebih beliau, serta ia menemukannya dalam 12 halaman. Hari ini ia tidak langsung memotongnya, namun ia berfikir serta mengatakan dalam hatinya, "Apabila aku rutin memotong tahap semacam ini, dapat-bisa Taurat ini seluruhnya bakal menyatakan mengenai sifat sifat serta keadaan Muhammad..!!"

Pastinya kami tidak tahu pasti, apakah terbukti kandungan Taurat semacam itu? Alias terbukti Allah SWT sudah menggiring lelaki Yahudikepada hidayah-Nya, jadi setiap kali dipotong, bakal timbul dengan cara ajaib (mu'jizat) pada halaman lainnya, lebih tidak sedikit serta lebih lengkap mengenai keadaan Nabi Muhammad SAW.

Namun, tiga kali pengalaman kajiannya tersebut sudah menimbulkan rasa penasaran serta keingin-tahuannya yang besar terhadap Nabi SAW. Bahkan dengan tiga kali kajiannya tersebut, seolah-olah sifat-sifat serta keadaan beliau sudah lekat di kepalanya, serta semacam mengetahui beliau sangat akrab.

Ia datang terhadap kawan-kawan Yahudinya serta mengatakan, "Siapakah Muhammad ini?"

"Ia seorang pembohong besar (yang tinggal di Madinah)," Kata salah seorang kawannya, "Lebih baik engkau tidak menontonnya, serta dirinya tidak butuh menonton engkau!!"

Namun lelaki Yahudi yang sudah "menonton" dengan "ilmul yakin" mengenai keadaan Nabi SAW ini, tampaknya tidak gampang begitu saja dipengaruhi kawan-kawannya. Seakan ada kerinduan menggumpal terhadap sosok Muhammad yang belum sempat dikenal serta ditemuinya itu. Kerinduan yang menimbulkan kegelisahan, yang tidak bakal dapathilang kecuali berjumpa langsung dengan sosok imajinasi dalam pikirannya tersebut. Ia mengatakan dengan tegas, "Demi kebenaran Taurat Musa, janganlah kalian menghalangi aku untuk mengunjungi Muhammad…!!"

Dengan aspirasi yang begitu kuatnya, kawan-kawannya itu tidak sanggup lagi menghalangi langkahnya untuk berjumpa dengan Nabi SAW di Madinah. Lelaki Yahudi ini mempersiapkan kendaraan serta perbekalannya serta langsung memacunya mengarungi padang pasir tanpa menunda-nundanya lagi. Kemarin hari berlangsung, siang serta malam semakin saja berlangsung, sampai akhirnya ia memasuki kota Madinah.

Orang pertama yang berjumpa dengannya adalahAbsah abat Salman al Farisi. Sebab Salman berwajah tampan, serta mirip fotoan yang diperolehnya dalam Taurat, ia mengatakan, "Apakah engkau Muhammad?"

Salman tidak segera menjawab, bahkan segera saja ia menangis mendapat pertanyaan tersebut, sehinggamembikin lelaki Yahudi ini terheran-heran. Kemudian Salman mengatakan, " Aku  adalah pesuruhnya!"

Terbukti, hari itu sudah tiga hari Nabi SAW wafat serta jenazah beliau baru dimakamkan kemarin malamnya, jadi pertanyaan semacam itu mengingatkannya terhadap beliau serta membikin Salman menangis. Kemudian lelaki Yahudi itu mengatakan, "Dimanakah Muhammad?"

Salman berfikir cepat, kalau ia mengatakan jujur bahwa Nabi SAW sudah wafat, mungkin lelaki ini bakal pulang, namun kalau ia mengatakan tetap nasib, maka ia berbohong. Salman-pun mengatakan, "Marilah aku antar engkau terhadap sahabat-sahabat beliau!"

Salman mengangkat lelaki Yahudi tersebut ke Masjid, di sana para sahabat tengah berkumpul dalam keadaan kecewa. KetikaDatang di pintu masjid, lelaki Yahudi ini berseru agak keras, "Assalamu'alaika, ya Muhammad!"

Ia mengira Nabi SAW ada di antara kumpulan para sahabat tersebut, namun sekali lagi ia menonton reaksi yang mengherankan. Berbagai orang pecah tangisnya, berbagai lainnya makin sesenggukan serta kekecewaan makin meliputi wajah-wajah mereka.Keliru seorang sahabat mengatakan, "Wahai orang asing, siapakah engkau ini? Sungguh engkau sudah memperbaharui luka hati kami! Apakah kalian belum tahu bahwa beliau sudah wafat tiga hari yang lalu?"

Seketika lelaki Yahudi tersebut berteriak penuh kekecewaan, "Betapa kecewa hariku, alangkah sia-sia perjalananku! Aduhai, andai saja ibuku tidak sempat melahirkan aku, andai saja aku tidak sempat membaca Taurat serta mengkajinya, andai saja dalam membaca serta mengkaji Taurat aku tidak sempat menemukan ayat-ayat yang menyatakan sifat-sifat serta kondisinya, andai saja aku berjumpa dengannya seusai aku menemukan ayat-ayat Taurat tersebut….(tentu tidak bakal sekecewa ini kondisiku)!"

Lelaki Yahudi tersebut menangis tersedu, tenggelam dalam kekecewaannya sendiri. Seakan teringat sesuatu, tiba-tiba ia mengatakan, "Apakah Ali berada di sini, jadi iaBisa menyatakan sifat-sifatnya kepadaku!"

"Ada," Kata Ali bin Abi Thalib sambil mendekat terhadap lelaki Yahudi tersebut.

"Aku menemukan namamu dalam kitab Taurat bersama Muhammad. Tolong engkau ceritakan padaku ciri- ciri beliau!"

Ali bin Abi Thalib mengatakan, "Rasulullah SAW itu tidak tinggi serta tidak pendek, kepalanya bulat, dahinya lebar, kedua matanya tajam, kedua alisnya tebal. Bila beliau tertawa, keluar cahaya dari sela-sela giginya, dadanya berbulu, telapak tangannya berisi, telapak kakinya cekung, lebar langkahnya, serta di antara dua belikat beliau ada tanda khatamun nubuwwah!!"

"Engkau benar, wahai Ali," Kata lelaki Yahudi tersebut, "Semacam itulah ciri-ciri Nabi Muhammad yang disebutkan dalam Kitab Taurat. Apakah tetap ada sisa baju beliau jadi akuBisa menciumnya?"

"Masih!" Kata Ali, kemudian ia meminta tolong terhadap Salman untuk mengambil jubah Rasulullah SAW yang disimpan Fathimah az Zahrah, istrinya serta putri kesayangan Nabi SAW.

Salman segera bangkit menuju tempat kediaman Fathimah. Di depan pintu rumahnya, ia mendengar tangisan Hasan serta Husain, cucu kecintaan Rasulullah SAW. Sambil mengetuk pintu, Salman mengatakan, "Wahai tempat kebanggaan para nabi, wahai tempat hiasan para wali!!"

"Siapakah yang mengetuk pintu orang yatim!" Fathimah menyahut dari dalam.

"Saya, Salman…" Kata Salman, kemudian ia menyatakan maksud kedatangannya sesuai yang dipesankan oleh Ali.

"Siapakah yang bakal menggunakan jubah ayahku?" Kata Fathimah sambil menangis.

Salman menceritakan momen berkaitan dengan lelaki Yahudi tersebut, lalu Fathimah mengeluarkan jubah Rasulullah SAW, yang tersedia tujuh tambalan dengan tali serat kurma, serta menyerahkannya terhadap Salman, yang langsung membawanya ke masjid. Seusai menerima jubah tersebut dari Salman, Ali menciumnya diiringi haru serta tangis, sampai sembab matanya. Jubah Rasulullah SAW tersebut beredar dari satu sahabat ke sahabat lainnya yang hadir, mereka menciumnya serta tidak sedikit yang menangis sebab haru serta rindu terhadap Nabi SAW, serta terbaru jatuh ke tangan lelaki Yahudi tersebut.

Lelaki Yahudi ini mencium serta mendekap erat jubah Nabi SAW serta mengatakan, "Betapa harumnya jubah ini…!!"

Dengan tetap mendekap jubah tersebut, lelaki Yahudi ini mendekat ke makam Rasulullah SAW, kemudian menengadahkan kepalanya ke langit serta mengatakan, "Wahai Tuhanku, saya bersaksi bahwa Engkau adalah Dzat yang Esa, Tunggal serta tempat bergantung (AshShomad). Serta saya bersaksi bahwa orang yang berada di kubur ini adalah Rasul-Mu serta kekasih-Mu.  Aku  membenarkan segala apa yang ia ajarkan! Wahai Allah, apabila Engkau menerima keislamanku, maka cabutlah nyawakuSekarang  juga..!!"

Tak lama kemudian lelaki Yahudi tersebut terkulai jatuh serta meninggal dunia. Ali serta para sahabat lainnya ikut terharu serta kecewa menonton keadaan si Yahudi tersebut. Mereka segera memandikan serta mengurus jenazah lelaki Yahudi, yang sudah menjadi muslim tersebut, serta memakamkannya di Baqi'.

Lelaki Yahudi ini bukanlah tergolong sahabat Nabi SAW, bahkan dalam keislamannya tersebut belum satupun shalat alias kefardhuan lain yang diperbuatnya, namun kecintaan serta kerinduannya terhadap NabiSAW membikinnya pantas kalau ia dimakamkan di Baqi' disandingkan dengan para sahabat beliau lainnya.


Sumber :1001kisahislami ,com