Rabu, 30 Maret 2016
Berlangganan

Ijab Qobul, Tak Semudah Mengatakannya



Siapa yang tak tahu kalimat yang diucapkan saat Ijab Qobul?? Telah tentu semua mengenalnya. Ijab Qabul berbunyi semacam ini “ Aku  terima nikahnya si fulana binti fulan dengan Mas Kawinnya …”

Tetapi, tahukah apa sebetulnya makna dari Ijab Qabul?? Maknanya merupakan “Maka aku tanggung dosa-dosanya si fulana dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yang telah dirinya perbuat, dari tak menutup aurat sampai ia meninggalkan sholat. Semua yang berhubungan dengan si fulana, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung, dan bakal aku tanggung semua dosa calon anak-anakku”.

Apabila aku (suami) sukses, maka janji Allah swt merupakan surga dimana tak sedikit bidadari disana, salah satu bidadari tersebut merupakan istipsu yang sholehah.

Apabila suami sukses, maka Allah swt bakal mengumpulkan seluruh keluarganya di surga dengan catatan keluarganya beriman dan sholeh.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya merupakan manusia dan batu.” (At-Tahrim: 6)
Maka dari itu Allah swt memerintahkan suami untuk menjaga keluarganya dan suami bertanggung jawab atas istri dan anak-anaknya. Apabila sukses, maka ganjaran surga bakal diperoleh.

Lalu bagaimana apabila suami gagal dalam menjalankan keharusan dan tanggung jawabnya?

”Maka aku merupakan suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku sampai hancur tubuhku.” (HR. Muslim)
Begitu beratnya pengabdian suami kepada istri, mulai saat Ijab terucap sebab saat itulah dimulai perjanjian seorang manusia dihadapan Allah swt, disaksikan seluruh malaikat dan manusia. Maka, saat itulah seluruh nasib istri dan anak-anaknya bakal menjadi tanggung jawab suami dan suami  wajib mengingatkan dan mengajar istri.

Dalam rumah tangga, suami dan istri mempunyai hak dan keharusannya masing-masing. Suami mempunyai keharusan yang berat dalam menjaga istri dan anak-anaknya dalam urusan dunia dan akhirat, menafkahi keperluan makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal. Faktor tersebut bisa dijalankan sebagaimana seharusnya, apabila diimbangi ketaatan seorang istri kepada suaminya. Istri yang taat bakal mentaati semua keharusannya, mentaati suaminya sesuai dengan syari’at agama. Hak seorang suami di atas hak siapapun selah hak Allah swt dan Rosul-Nya, tergolong hak kedua orang tua.

Apabila ganjaran bagi seorang suami sukses menjalankan semua janji yang diucapkannya saat Ijab Qobul merupakan surga, maka tak ada bedanya dengan ganjaran seorang istri yang taat pada perintah suaminya, yaitu surga. Dalam faktor ini, perintah yang  wajib ditaati seorang istri merupakan perintah suaminya yang tak melanggar syari’at agama Islam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seorang wanita melaksanakan sholat lima waktunya, melaksanakan shaum di bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia bakal masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki.” (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya)



Oleh sebab itu, sebaiknya seorang suami mengenal hak dan keharusannya sebagai seorang suami, mengenal makna dibalik ucapan Ijab saat akad nikah, supaya bisa mengerti alangkah berat tanggung jawabnya seusai pengucapan Ijab tersebut. Begitu pula seorang istri,  wajib mengenal hak dan keharusannya sebagai seorang istri dan seorang bunda bagi anak-anaknya, mengenal makna dibalik Ijab yang diucapkan suami ketika akad nikah, jadi sanggup menjaga dirinya dari hal-hal yang memenyesalkan, jadi bisa meringankan langkah suaminya menuju surga yang Allah swt janapabilan.



Sumber :1001kisahislami ,com