Rabu, 30 Maret 2016
Berlangganan

Jadilah Kekuatan Al-Haq



Surat ar-Ra’du surah al-Qur’an membahas dengan gamblang dengan opsi-opsi yangharus diperbuat oleh manusia.Selebaran n-Na yang diberbagi oleh Allah azza wa jalla berkata, bahwa kebenaran (al haq) adalah kekuatan yang kokoh, sekalipun tidak nampak oleh mata. Sebaliknya, kebathilan adalah kekuatan yang kalah dan lemah. Kebathilan adalah kekuatan yang dengan cara lahir nampak kokoh, namun sebetulnya sesuatu yang sangat rapuh dan tidak ada kualitasnya.

Hakikat ini tidak sedikit orang yang belum menyadarinya. Mereka tidak jarang terpedaya dengan kemilaunya kebathilan yang palsu. Kebathilan terkadang bentuknya beragam, bisa berbentuk gaya nasib yang serba “wah’ (ibahiyah) yang diperbuat dengan cara terbuka alias kemaksiatan yang merajalela dikalangan pengawai alias pedagang yang berdusta dan penguasa yang menipu dalam pekerjaannya. Umat yang zalim meperbuat perbuatan absolut terhadap umat Islam dan berani merampas haknya. Semuanya adalah bentuk kekuatan bathil yang sangat rapuh.

Pengaruh Kebathilan Terhadap Manusia

Jika hakikat kebathilan sudah hilang dari pandangan manusia dan mereka terpedaya, bahkan takut terhadap kebathilan, jadi mereka hingga berani berpendapat rendah kebenaran (al haq) yang ada pada mereka dan berusaha meniru dan mengikuti kebathilan itu, maka manusia bakal menghadapi kehancuran bersama dengan kebathilan yang lemah itu.

Kita menonton tidak sedikit sekali orang bersekutu dan berkomplot dengan kebathilan dalam kenasibannya.Nir  sedikit sekali orang yang berbicara bahwa “si pulan” berhasil dalam perdagangannya dengan tutorial mencuri, menjilat, dan menipu. Juga “si pulan” berhasil menjadi pemimpin, namun hakekatnya dirinya sudah menjadi penipu dan pendusta terhadap al haq dan umat yang dipimpinnya. Mereka mengikuti semua langkah dan jejak kebathilan ketika merasa tidak membahayakan, meskpun mengikuti langkah kebathilan sebagai jalan yang sesat itu.

Ketersanjungan Semua

Manusia yang berlangsung dibelakang kebathilan, difotokan oleh Allah azza wa jalla, sebagai orang yang memandangi air dan mulutnya berusaha untuk mengambilnya. Padahal air itu tidak hingga ke mulutnya. Oleh sebab itu, setiap orang yang berlangsung di belakang kebathilan, hatinya bakal berlangsung di bekalang ketersanjungan.Ad interim  ketersanjungan semu yang diyakininya adalah gelas khamer (minuman keras) yang diminumnya, nyanyian tidak bermoral yang ia dendangkan, alias harta yang haram yang ia nikmati. Padahal sebetulnya, ia tidak bakal bisa menggapai ketersanjungan sama sekali.

Allah azza wa jalla berfirman :

“Hanya bagi Allah lah (hak mengabulkan) do’a yang benar”. (QS : ar-Ra’du : 14)

Maka, hendaklah manusia berlangsung pada jalan Allah Ta’ala, sebab sesungguhnya kebenaran yang sempurna adalah jalan Allah. Bukan jalan syaithon. Meskipun, tidak sedikit manusia yang memilih jalan syaithon, yang nampak indah dan menakjubkan, jadi membikin mereka bersedia bergabung dengan “jamaah’ syaithon.

Lalu yang terkait dengan hakikat kebathilan dalam firman Allah azza wa jalla :

“Dan berhala-hala yang mereka sembah tidak hanya Allah tidak bisa memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan semacam orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air agar samai air ke mulutnya, padahal air itu tidak bisa hingga ke mulutnya”. (QS : ar-Ra’du : 14)

Kebathilan Bagai Buih

Allah azza wa jalla memberbagi permisalnyaan yang mengagumkan untuk menegaskan bahwa kebenaran (al haq) adalah kekuatan yang kokoh sekalipun ia tidak nampak dihadapan manusia. Kebathilan adalah sesuatu yang rapuh yang tidak berkualitas, meskipun ia nampak ke permukaan dan populer.

Firman-Nya :

“Allah sudah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya”. (QS : ar-Ra’du : 17)

Air yang turun dari langit melambangkan kebenaran (al haq) dan kebaikan (al khiar) yang diturunkan bersama dengan wahyu. lalu apa pengaruh air? “Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya”.

Perhatikan bagaimana kekuatan kebenaran dan kebesarannya, bagaimana air memasuki lembah untuk mengangkat kebaikan bagi kenasiban manusia, lalu apa yang terjadi, “Maka arus itu mengangkat buih yang mengembang”. Selamanya air bakal mengangkat buih-buih (kebathilan) itu hingga kebathilan menjadi lenyap dari pandangan manusia.

Allah memberbagi perumpaan yang lainnya, yang sangat indah dan mengagumkan, semacam dalam firman-Nya :

“Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membikin perhiasan alias alat-alat, ada (pula) buihnya semacam buih arus itu”. (QS : ar-Ra’du : 17)

Allah Membikin Perumpaan Kebenaran dan Kebathilan

Allah azza wa jalla memberbagi permisalnyaan yang sangat jelas antara al haq dengan al bathil guna mempertegas korelasi (hubungan) keduanya dengan tujuan utama, semacam yang terkandung dalam surah ar-Ra’du :

“Demikianlah Alah memnbuat permisalnyaan (bagi) yang benar dan yang bathil”. (QS : ar-Ra’du : 17)

“Adapun buih, bakal hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya, adapun yang memberi kegunaaan terhadap manusia, maka ia masih di bumi. Demikianlah Allah memnbuat perumpaan-permisalnyaan”. (QS : ar-Ra’du : 17)

Marilah kami meninggalkan segala bentuk kebathilan yang nampak indah dan megah di mata, sebab yang nampak indah dan megah itu, hakekatnya hanyalah semu, semacam difotokan oleh Allah azza wa jallah sebagai buih, yang bakal hilang bersama dengan datangnya angin dan gelombang yang bakal membawanya ke tengah samudera kenasiban.

Memilih jalan kebathilan yang disangka bakal mengangkat ketersanjungan dan kenikmatan, nyatanya hanya kesia-siaan belaka, dan justeru menjerumuskan kedalam kenasiban yang melelahkan, dan akhirnya menghancurkan kenasiban manusia itu sendiri.

Allah azza wa jalla sudah tidak sedikit memberbagi ibroh (pelajaran) bagi manusia dengan sangat jelas, di mana semua pengikut dan yang memilih jalan kebathilan itu, akhirnya mengalami kehancuran. Umat-umat dan para pemimpinnya yang memilih jalan kebathilan dan kesesatan akhirnya hancur. Sejak zaman Nabi Nuh Alaihis sallam, hingga pada zaman Nabi Muhammad Shallahu alaihi was sallam.

Firman-Nya :

“Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah,(demikian pula) para malaikat sebab takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar lalu menimpakan terhadap sispa yang Dirinya kehendaki, dan mereka berbantah-bantah mengenai Allah, dan Dirinya lah Rabb yang Mahakeras siksa-Nya”. (QS : ar-Ra’du :13

Allah azza wa jalla bakal merawat dan melindungi mereka yang masih dan istiqomah di jalan al haq (kebenaran) di jalan Rabb nya, tidak sempat meninggalkan risalah-Nya, dan menjadikannya sebagai minhajul hayah, dan menjauhkan diri dari jalan kebathilan, betapapun luar biasa dan indahnya kebathilan, yang hakikatnya hanyalah kepalsuan dan menjadi tipu daya manusia.

Tidak ada keraguan lagi Allah azza wa jalla bakal menjadi pelindung, dan bakal memberbagi jaza’ dan kemuliaan bagi mereka yang rutin di jalan-Nya, dan tidak meninggalkan risalah-Nya. Mereka bakal memperoleh kemuliaan disisi-Nya kela di akhirat.Konfiden lah.

Firman-Nya :

“Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Rabbnya, (disediakan) pembalasan yang baik”. (QS : ar-Ra’du : 18). Wallahu’alam.


Sumber :eramuslim ,com