Senin, 28 Maret 2016
Berlangganan

Sebuah Renungan: Inilah Surga Untuk Penzina dan Pencuri Kelak di Akhirat

Baitsalmaqdist - Tidak sedikit pencuri serta pezina enggan untuk memakai peluang bertaubat terhadap Allah, padahal Allah itu Maha Pengampun kalau hamba-Nya mau datang serta sangatlah mengakui segala dosa yang telah dilakukan selagi di dunia. Bahkan walau telah tahu bakal ada azab yang disediakan oleh Allah, tak sedikit pencuri serta pezina yang tak takut. Mesikipun mereka pelaku dosa serta dosa mereka kerap dianggap besar, AllahBisa saja masih mengizinkan mereka untuk masuk surga serta sangatlah membukakan pintu surga itu bagi mereka. Rutin ada peluang yang terbuka lebar bagi mereka yang mau mencoba untuk kembali ke jalan Allah.



Sekalinya membaca judul ini, mungkin berbagai orang menjadi salah paham sebab mengira bahwa Islam membenarkan pencuri serta juga pezina jadi mereka bisa masuk surga nantinya. Kisah semuanya bermula dari Abu Dzar yang tengah berlangsung sendirian serta dalam perjalanannya ia berjumpa dengan Rasulullah dengan cara tak sengaja saat Rasulullah SAW dalam perjalanannya hendak menuju ke padang pasir. Saat itu langkah Rasulullah berhenti serta malah memalingkan wajah ke arah Abu Dzar. Sebab jalanan sangat gelap dampak penerangan yang telah dipadamkan begitu juga kesunyian yang merayap, Rasulullah tak bisa menonton dengan cara jelas siapa yang berselisipan dengan beliau, maka Rasulullah bertanya ‘siapa itu?’

Surga untuk pencuri serta pezina bermula dari pertemuan Rasulullah serta Abu Dzar tanpa adanya maksud untuk membenarkan kedualakukanan tak terpuji itu. Abu Dzar pun menjawab siapa dia dan akhirnya Nabi mengajaknya untuk menjadi kawan berlangsung. Sambil menikmati malam tersebut, keduanya pun berlangsung seraya menuturkan tak sedikit hal, tergolong juga tanda-tanda kiamat. Dituturkan oleh Rasulullah bahwa salah satu tandanya bakal terjadi kiamat merupakan munculnya orang-orang kaya tapi sebetulnya miskin. Manusia tersebut terbukti memiliki harta melimpah, tapi hartanya tak didayagunakan untuk melakukan kebaikan dan beramal di jalan Allah melainkan hanya untuk kepentingan pribadi saja.

Untuk menjawab fitnah, Islam membenarkan pencurian dan perzinahan, dialog antara Abu Dzar dan Nabi butuh kami simak lebih lanjut. Mereka berhenti bercakap-cakap setibanya di area padang pasir yang dikurang lebihnya ada batu-batu dan jaraknya tidaklah begitu jauh dari bukit Uhud. Abu Dzar pun diminta untuk menantikan di tempat Rasulullah berhenti dan sebentar menghilang di dalam kegelapan malam hari itu. Disuruh menantikan, Abu Dzar pun tak ke mana-mana meski ia penasaran. Ia tetap duduk di sana dan memperhatikan ke arah di mana Rasulullah menghilang, tetapi sosoknya tidaklah kembali saat ditunggu-tunggu. Berbagai waktu kemudian, suara langkah terdengar dan ada di dekat tempat duduknya. Ia kesusahan untuk memeriksa siapa yang datang sebab saking gelapnya.

Membantah Islam melegalkan pencurian dan perzinahan, kisah Abu Dzar tetap berlanjut. Tak lama Rasulullah pun datang kembali dan memberi tau berita gembira yang disampaikan oleh Jibril kepadanya di sebelah padang pasir tersebut. Dikatakan bahwa siapapun yang mati tak dengan menyekutukan Allah SWT dengan selain-Nya, orang itu bakal dibukakan pintu surga, bahkan meski orang itu sempat mencuri dan berzina.

Hadits yang menyebutkan faktor tersebut bisa ditemukan dalam riwayat dari Imam Bukhori, seusai itu keduanya, Rasulullah dan Abu Dzar melanjutkan perjalanan mereka ke Madinah. Tak sedikit disebutkan dan dijelaskan di hadits-hadits bahwa jaminan seseorang masuk surga merupakan dengan mengucap kalimat syahadat. Meski diketahui orang tersebut telah tak jarang melakukan dosa, ia bakal dimasukkan ke surga oleh Allah sendiri, hanya saja faktor itu bakal terjadi setelah dosanya ‘disucikan’ di neraka lebih dulu.
 
Sumber: Kumpulanmisteri,com