Rabu, 30 Maret 2016
Berlangganan

Mengapa Engkau Inginkan Kehidupan Dunia dan Jauhi Kehidupan Akhirat


Senja menjelang matahari tenggelam. Di langit tetap nampak semburat matahari yang bakal sirna, sebab bakal datangnya malam. Jalan-jalan mulai sepi. Orang-orang mulai masuk ke rumah mereka. Diantara mereka ada, yang sedang berlangsung menuju ‘baitullah’, tidak jauh dari rumah mereka. Namun, ada seorang lelaki yang berlangsung, semakin menelurusi jalan yang berliku-liku, menuju sebuah bukit. Ia melangkah semakin menuju sebuah bukit, sampai bayangannya tidak nampak lagi.

Sungguh tidak ada yang menyangka, bahwa laki-laki yang dengan kesendiriannya itu, dan berlangsung menelurusi bukit, yang berbatu dan berbelok, di senja hari itu, tidak lain merupakan Rasulullah Shallahu alaihi wassalm, yang sore berangkat ke kuburan Uhud. Uqbah bin Umair, sebuahketika membicarakan bahwa Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, berangkat ke kuburan Uhud. Rasulullah menshalati mereka, setelah delapan tahun mereka dikuburkan semacam seorang yang mengucapkan kalimat perpisahan terhadap orang-orang yang meninggal.

Usai menshalati para pejuang Uhud itu, Rasulullah lalu memberi tau do’anya, yang lirih dengan penuh kekhusukkan. “Aku merupakan pendahulu kalian dan saksi atas kalian.Loka  berjumpa kalian merupakan telaga, dan aku sangatlah menonton dari tempatku berdiri ini. Aku tidak khawatir kalian bakal syirik, bakal namun aku khawatir kalian bakal bersaing memperebutkan dunia”, ungkap Rasulullah.

Kemudian, Uqbah bin Umair menyebutkan : “Itu merupakan saat terbaru aku menonton dan memandang Rasulullah Shallahu alaihi wassalam”. (HR. Bukhari dan Muslim). Alangkah tersanjungnya orang-orang yang bisa menonton dan memandang dan berjumpa dengan kekasihnya Rasulullah Shallahu alaihi wassalam itu. Mereka yang bisa berjumpa dengan Rasulullah itu, bagai memperoleh air, ketika terik matahari pandang pasir, yang terbuktigang sekujur tubuh, dan kering-kerontangnya tenggorokkan, tiba-tiba memperoleh tetesan air. Tetesan air ketersanjungn dari perjumpaannya dengan Rasulullah. Alangkah mereka bakal bertersanjung kelak, di hari akhirat, yang memperoleh do’a dan shafaat dari Rasulullah. Semacam mereka pejuang Uhud, yang dido’akan oleh Rasulullah Shallahu alaihi wassalam.

Betapa, ketika itu Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, yang menjadi panutan dan tempat kembali para ummatnya, yang mengharapkan arahan dan do’a, justru Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, tidak mengkhawatirkan umatnya terjatuh ke dalam lembah syirik. Namun, yang dikhawatirkan Rasulullah merupakan kalau-kalau umatnya tidak sedikit yang jatuh ke dalam pelukan dunia, dan bersaing memperebutkan dunia.Global  telah menjadikan manusia yang hina.Global  telah menjadikan manusia tidak berharga.Global  telah menjadikan manusia sebagai seekor binatang, dan lebih hina dibandingkan dengan binatang. Sebab itu, Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, mengkhawatirkan umatnya, apabila nantinya bersaing memperebutkan sekerat kenasiban dunia.

Dalam riwayat yang lain disebutkan : “Akan namun aku khawatir kalian bakal besaing memperebutkan dunia. Kalian bakal berbunuhan dan akhirnya kalian binasa semacam orang-orang sebelulm kalian”, ucap Tuan Rasulullah Shalllahu alaihi wassalam. Uqbah bin Umair meriwayatkan ketika, belaiu menonton terbaru Rasulullah, dan mengatakan : “Aku merupakan pendahulu kalian. Aku saksi kalian. Demi Allah, akuSekarang  menonton telagaku. Aku diberi kunci gudang-gudang bumi alias kunci-kunci bumi. Dan demi Allah, aku tidak khawatir kalian bakal syirik seusai aku mati, namun aku khawatir kalian bakal bersaing memperebutkan dunia”.

Sesungguhnya, dengan kalimat itu Rasulullah ingin memperingatkan kami untuk tidak besaing dalam mencintai dunia dengan tutorial yang menjadikan kami lalai untuk mengingat Allah Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya.

“ Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu mengabaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang bebuat demikian, maka emreka itulah orang-orang yagn memenyesal”. (al-Munafiqun : 9).

Selanjutnya, Abu Hurairah membicarakan bahwa ia mendengar Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, bersabda : “ Ketahuilah, dunia itu terlaknat dan terlaknat pula seluruh yang ada di dunia, kecuali dzikir terhadap Allah dan apa yang mengikutinya, dan seorang ulama alias pelajar”. (HR.Tirmidzi)
Maka, apabila kami ingin memahami dunia dan hakikat dunia, cukuplah kami membaca firman Allah Ta’ala :

“Sesungguhnya perumpaan kenasiban duniawi itu merupakan semacam air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karna air itu tanam-tanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Sampai apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan menggunakan (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datangnya terhadap azab Kami di waktu malam alias siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang telah disabit, seolah-olah belum sempat tumbuh kemarin. Demikianlah Kami membahas tanda-tanda kekuasaan (Kami) terhadap orang-orang yang berpikir”. (Surah Yunus : 24).

Semoga manusia mau menyadari bahwa apa yang ada di dunia ini, semua fana, dan bakal lenyap, tanpa bersisa. Kejarlah dunia, sampai nafasmu habis, dan tenagamu tidak bersisa, niscaya manusia tidak sempat memperoleh kepuasan dengannya. Manusia yang lalai dengan dunia, maka diakhirat kelak, pasti bakal menjadi hina.Nir  sanggup lagi berdiri tegak dihadapan Allah Azza Wa Jalla. Dan, segeralah manusia memohon ampun dan tobat dan kembalilah terhadap mengingat Allah, yang maha kekal, selama-lamanya, dan yang maha nasib, tidak sempat tidur, dan senantiasa bakal menjaga hamba-hambanya yang rutin mengingat-Nya.

Mengapa umurmu, engkau habiskan hanya berbuat sia-sia yang tidak berharga, dan tidak berkualitas, jadi engkau meninggalkan kemuliaan, yang telah dijanapabilan oleh oleh Allah Ta’ala. Kembalilah. Dan, tinggalkan dunia ini, dan gapailah kemuliaan di akhirat, yang pasti bakal datang. Wallahu’alam.


Sumber :eramuslim ,com